Saya pikir itu akan baik-baik saja. Bahkan jika dia tidak mencintaiku, kupikir cintaku akan membuat pernikahan kami bahagia. Tapi keinginan naif itu segera hancur.

Karena Lizzena, cinta pertama Raymond, kembali dengan seorang anak.

“Lize sedang berusaha menjadikan anaknya sebagai Pangeran Pertama,” katanya padaku.

"Ayo kita bercerai."

Saya memutuskan untuk meninggalkan dia.

"Apa?"

Mata Raymond bergetar hebat seolah-olah dia tidak mengerti kata-kataku. Kegelisahannya, terlihat untuk pertama kalinya, entah kenapa membuatku merasa lega.

Aku membuka bibirku padanya lagi dengan senyum lembut: “Aku ingin meninggalkanmu. Jadi Raymond, mari kita berhenti sekarang. Ceraikan aku.”

Itu adalah akhir dari cinta yang lama tak berbalas.